BO



VSI YUsuf Mansyur,VPAY & MLM : http://www.klikvsi.net/?reg=champueq Jadilah Ahli Sedekah
GS, Saham : ttp://www.globallshare.com/en/1454111.html Dapatkan saham gratis
IGB, Perdagangan Saham PRA IPO : www.indexgb.com Perdagangan Saham PraIPO
Digital Media Advertising https://www.dm-advertise.co.id/?s=champueq
Software Penambah Saldo
http://softwarepsr.com/mesinrupiah
FREE BITCOIN http://freebitco.in/?r=198079 . UANG MASA KINI

Sabtu, 04 Agustus 2012

Suku Konjo dalam sejarah sulawesi selatan

Bahasa merupakan salah satu media komunikasi yang  vital dalam sebuah masyarakat atau komunitas,  dengan bahasa sebuah sistem nilai dan pranata social sebagai sebuah kebudayaan akan lahir, Bahasa tidak bisa terbentuk dalam waktu hanya beberapa generasi, tapi bahasa lahir dalam sebuah peradaban awal setiap komunitas atau masyarakat, yang memiliki proses tersendiri yang sangat kompleks, dan membutuhkan waktu yang sangat lama, dan dipengaruhi  oleh banyak factor, baik factor geografis, pendidikan, peradaban luar yang kemudian diperkuat oleh sistem nilai social yang ada.
Di sulawesi Selatan, terdapat beberapa bahasa, seperti  bahasa Bugis, Makasar,  Luwu /Toraja. Ke tiga pemilik bahasa ini, kemudian diakui sebagai SUKU yang banyak mendiami pulau Sulawesi pada umumnya, khususnya Sulawesi Selatan. Pada Abad ke 16   Hegemoni politik Kerajaan Besar di daratan Sulawesi, seperti kerajaan Bone dan Gowa, melakukan perluasan pengaruh kekuasaan wilayah kerajaan, ekspansi ini sangat mempengaruhi dialektika peradaban sebuah komunitas yang ditundukkannya, akibatnya terjadi proses asimilasi budaya atau perkawinan budaya, termasuk bahasa
Pada proses Asimilasi ini, akan menjadi tolak ukur kita untuk melihat  seberapa kuat sebuah bahasa dan kebudayaan pada umumnya untuk mempertahankan diri,  bahasa yang memiliki akar nilai dan budaya yang telah bersemayam dalam alam fikiran masayarakatnya pada sebuah komunitas, tentu akan berupaya untuk bertahan. Pada konteks inilah, sehingga bahasa Konjo, yang tentu lahir dari sebuah komunitas adat, memiliki sejarah panjang tersendiri, yang diakui atau tidak tentu pemilik bahasa ini, tidak hanya memiliki sistem nilai yang kuat, tetapi pasti memiliki falsafah hidup yang sangat kuat sehingga mampu melewati  fase-fase sejarah  masyarakat disulawesi selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Saya masih percaya, bahwa ada dua factor yang berpengaruh dalam penulisan sejarah sebuah bangsa, pertama kekuasaan, dan Sejarawan itu sendiri, apakah kedua hal ini berpihak atau tidak dalam mengungkap kebenaran sejarah.  Atau bisa saja kemampuan sejarawan yang dipaksakan untuk mengungkap sebuah kebenaran sejarah. Disinilah perlunya otokritik sejarah, karena sejarah tidak mungkin terulang, tapi sejarah akan selalu mengungkap kebenaran dirinya sendiri.  Pada Konteks ini, menjadi Tidak adil sejarah yang kita susun dengan rapi ini, dimana banyak terdapat  dimensi yang bolong dan kurang memiliki alasan.  jika  Bahasa Bugis yang digunakan di beberapa kerajaan yang ada di daerah Bugis pada zamannya, kemudian kita beri satu entitas atas dasar bahasa, sebagai suku Bugis, seperti halnya dengan suku Makassar, Suku Toraja/ Luwu, dan Suku Mandar. Lalu kenapa tidak ada  Suku Konjo, sebagai manipestasi dari bahasa konjo yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah bulukumba pada era sebelum masuknya Kerajaan Bone dan Gowa, serta  Belanda. Ini memang menjadi otokritik para sejarawan yang telah lama menapikan Suku Konjo sebagai salah satu suku tertua di negeri ini,
Dalam sejarah Bulukumba, sama sekali tidak dikenal adanya kerajaan Bugis atau Makassar, yang ada adalah Dua kerajaan ini memiliki hubungan emosional dengan kerajaan-kerajaan yang ada  di bulukumba, khususnya Amma Toa, sebagai salah satu komunitas adat yang memiliki peran spiritual terhadap seluruh kerajaan yang ada di Sulawesi pada khususnya, khususnya kerajaan Gowa dan Bone. Namun pada abad ke 17, setelah dua kerajaan ini berkonflik, menjadikan kerajaan yang ada ada di wilayah bulukumba menjadi batas wilayah pengaruh kedua kerajaan ini, sehingga baik, kerajaan Benteng Palio, lembang, Lemo-lemo, Laikang, Borong, dan beberapa kerajaan kecil di wilayah adat ammatoa, menjadi  sasaran perebutan kedua kerajaan ini, serta belanda yang sangat berperan memanfaatkan suasana konflik, akibatnya pase pun kemudian berubah, kerajaan-kerajaan yang dikenal memiliki basis komuinitas yang sangat kecil ini, sangat mnudah dipatahkan oleh Belanda, kecuali Ammatoa, dengan posisinya yang memiliki posisi tawar dan kemampuan spiritual sehingga sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran belanda. Disinilah dikenal pase pembumi hangusan kerajaan-kerajaan yang ada di Bulukumba. Belanda bersama  sekutu-sekutunya membentuk pemerintahan baru, sebagai perpanjangan belanda. (Bersambung).

Suku Konjo dalam sejarah sulawesi selatan

Bahasa merupakan salah satu media komunikasi yang  vital dalam sebuah masyarakat atau komunitas,  dengan bahasa sebuah sistem nilai dan pranata social sebagai sebuah kebudayaan akan lahir, Bahasa tidak bisa terbentuk dalam waktu hanya beberapa generasi, tapi bahasa lahir dalam sebuah peradaban awal setiap komunitas atau masyarakat, yang memiliki proses tersendiri yang sangat kompleks, dan membutuhkan waktu yang sangat lama, dan dipengaruhi  oleh banyak factor, baik factor geografis, pendidikan, peradaban luar yang kemudian diperkuat oleh sistem nilai social yang ada.
Di sulawesi Selatan, terdapat beberapa bahasa, seperti  bahasa Bugis, Makasar,  Luwu /Toraja. Ke tiga pemilik bahasa ini, kemudian diakui sebagai SUKU yang banyak mendiami pulau Sulawesi pada umumnya, khususnya Sulawesi Selatan. Pada Abad ke 16   Hegemoni politik Kerajaan Besar di daratan Sulawesi, seperti kerajaan Bone dan Gowa, melakukan perluasan pengaruh kekuasaan wilayah kerajaan, ekspansi ini sangat mempengaruhi dialektika peradaban sebuah komunitas yang ditundukkannya, akibatnya terjadi proses asimilasi budaya atau perkawinan budaya, termasuk bahasa
Pada proses Asimilasi ini, akan menjadi tolak ukur kita untuk melihat  seberapa kuat sebuah bahasa dan kebudayaan pada umumnya untuk mempertahankan diri,  bahasa yang memiliki akar nilai dan budaya yang telah bersemayam dalam alam fikiran masayarakatnya pada sebuah komunitas, tentu akan berupaya untuk bertahan. Pada konteks inilah, sehingga bahasa Konjo, yang tentu lahir dari sebuah komunitas adat, memiliki sejarah panjang tersendiri, yang diakui atau tidak tentu pemilik bahasa ini, tidak hanya memiliki sistem nilai yang kuat, tetapi pasti memiliki falsafah hidup yang sangat kuat sehingga mampu melewati  fase-fase sejarah  masyarakat disulawesi selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Saya masih percaya, bahwa ada dua factor yang berpengaruh dalam penulisan sejarah sebuah bangsa, pertama kekuasaan, dan Sejarawan itu sendiri, apakah kedua hal ini berpihak atau tidak dalam mengungkap kebenaran sejarah.  Atau bisa saja kemampuan sejarawan yang dipaksakan untuk mengungkap sebuah kebenaran sejarah. Disinilah perlunya otokritik sejarah, karena sejarah tidak mungkin terulang, tapi sejarah akan selalu mengungkap kebenaran dirinya sendiri.  Pada Konteks ini, menjadi Tidak adil sejarah yang kita susun dengan rapi ini, dimana banyak terdapat  dimensi yang bolong dan kurang memiliki alasan.  jika  Bahasa Bugis yang digunakan di beberapa kerajaan yang ada di daerah Bugis pada zamannya, kemudian kita beri satu entitas atas dasar bahasa, sebagai suku Bugis, seperti halnya dengan suku Makassar, Suku Toraja/ Luwu, dan Suku Mandar. Lalu kenapa tidak ada  Suku Konjo, sebagai manipestasi dari bahasa konjo yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah bulukumba pada era sebelum masuknya Kerajaan Bone dan Gowa, serta  Belanda. Ini memang menjadi otokritik para sejarawan yang telah lama menapikan Suku Konjo sebagai salah satu suku tertua di negeri ini,
Dalam sejarah Bulukumba, sama sekali tidak dikenal adanya kerajaan Bugis atau Makassar, yang ada adalah Dua kerajaan ini memiliki hubungan emosional dengan kerajaan-kerajaan yang ada  di bulukumba, khususnya Amma Toa, sebagai salah satu komunitas adat yang memiliki peran spiritual terhadap seluruh kerajaan yang ada di Sulawesi pada khususnya, khususnya kerajaan Gowa dan Bone. Namun pada abad ke 17, setelah dua kerajaan ini berkonflik, menjadikan kerajaan yang ada ada di wilayah bulukumba menjadi batas wilayah pengaruh kedua kerajaan ini, sehingga baik, kerajaan Benteng Palio, lembang, Lemo-lemo, Laikang, Borong, dan beberapa kerajaan kecil di wilayah adat ammatoa, menjadi  sasaran perebutan kedua kerajaan ini, serta belanda yang sangat berperan memanfaatkan suasana konflik, akibatnya pase pun kemudian berubah, kerajaan-kerajaan yang dikenal memiliki basis komuinitas yang sangat kecil ini, sangat mnudah dipatahkan oleh Belanda, kecuali Ammatoa, dengan posisinya yang memiliki posisi tawar dan kemampuan spiritual sehingga sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran belanda. Disinilah dikenal pase pembumi hangusan kerajaan-kerajaan yang ada di Bulukumba. Belanda bersama  sekutu-sekutunya membentuk pemerintahan baru, sebagai perpanjangan belanda. (Bersambung).

Suku Konjo dalam sejarah sulawesi selatan

Bahasa merupakan salah satu media komunikasi yang  vital dalam sebuah masyarakat atau komunitas,  dengan bahasa sebuah sistem nilai dan pranata social sebagai sebuah kebudayaan akan lahir, Bahasa tidak bisa terbentuk dalam waktu hanya beberapa generasi, tapi bahasa lahir dalam sebuah peradaban awal setiap komunitas atau masyarakat, yang memiliki proses tersendiri yang sangat kompleks, dan membutuhkan waktu yang sangat lama, dan dipengaruhi  oleh banyak factor, baik factor geografis, pendidikan, peradaban luar yang kemudian diperkuat oleh sistem nilai social yang ada.
Di sulawesi Selatan, terdapat beberapa bahasa, seperti  bahasa Bugis, Makasar,  Luwu /Toraja. Ke tiga pemilik bahasa ini, kemudian diakui sebagai SUKU yang banyak mendiami pulau Sulawesi pada umumnya, khususnya Sulawesi Selatan. Pada Abad ke 16   Hegemoni politik Kerajaan Besar di daratan Sulawesi, seperti kerajaan Bone dan Gowa, melakukan perluasan pengaruh kekuasaan wilayah kerajaan, ekspansi ini sangat mempengaruhi dialektika peradaban sebuah komunitas yang ditundukkannya, akibatnya terjadi proses asimilasi budaya atau perkawinan budaya, termasuk bahasa
Pada proses Asimilasi ini, akan menjadi tolak ukur kita untuk melihat  seberapa kuat sebuah bahasa dan kebudayaan pada umumnya untuk mempertahankan diri,  bahasa yang memiliki akar nilai dan budaya yang telah bersemayam dalam alam fikiran masayarakatnya pada sebuah komunitas, tentu akan berupaya untuk bertahan. Pada konteks inilah, sehingga bahasa Konjo, yang tentu lahir dari sebuah komunitas adat, memiliki sejarah panjang tersendiri, yang diakui atau tidak tentu pemilik bahasa ini, tidak hanya memiliki sistem nilai yang kuat, tetapi pasti memiliki falsafah hidup yang sangat kuat sehingga mampu melewati  fase-fase sejarah  masyarakat disulawesi selatan pada khususnya dan Indonesia pada umumnya.
Saya masih percaya, bahwa ada dua factor yang berpengaruh dalam penulisan sejarah sebuah bangsa, pertama kekuasaan, dan Sejarawan itu sendiri, apakah kedua hal ini berpihak atau tidak dalam mengungkap kebenaran sejarah.  Atau bisa saja kemampuan sejarawan yang dipaksakan untuk mengungkap sebuah kebenaran sejarah. Disinilah perlunya otokritik sejarah, karena sejarah tidak mungkin terulang, tapi sejarah akan selalu mengungkap kebenaran dirinya sendiri.  Pada Konteks ini, menjadi Tidak adil sejarah yang kita susun dengan rapi ini, dimana banyak terdapat  dimensi yang bolong dan kurang memiliki alasan.  jika  Bahasa Bugis yang digunakan di beberapa kerajaan yang ada di daerah Bugis pada zamannya, kemudian kita beri satu entitas atas dasar bahasa, sebagai suku Bugis, seperti halnya dengan suku Makassar, Suku Toraja/ Luwu, dan Suku Mandar. Lalu kenapa tidak ada  Suku Konjo, sebagai manipestasi dari bahasa konjo yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan yang ada diwilayah bulukumba pada era sebelum masuknya Kerajaan Bone dan Gowa, serta  Belanda. Ini memang menjadi otokritik para sejarawan yang telah lama menapikan Suku Konjo sebagai salah satu suku tertua di negeri ini,
Dalam sejarah Bulukumba, sama sekali tidak dikenal adanya kerajaan Bugis atau Makassar, yang ada adalah Dua kerajaan ini memiliki hubungan emosional dengan kerajaan-kerajaan yang ada  di bulukumba, khususnya Amma Toa, sebagai salah satu komunitas adat yang memiliki peran spiritual terhadap seluruh kerajaan yang ada di Sulawesi pada khususnya, khususnya kerajaan Gowa dan Bone. Namun pada abad ke 17, setelah dua kerajaan ini berkonflik, menjadikan kerajaan yang ada ada di wilayah bulukumba menjadi batas wilayah pengaruh kedua kerajaan ini, sehingga baik, kerajaan Benteng Palio, lembang, Lemo-lemo, Laikang, Borong, dan beberapa kerajaan kecil di wilayah adat ammatoa, menjadi  sasaran perebutan kedua kerajaan ini, serta belanda yang sangat berperan memanfaatkan suasana konflik, akibatnya pase pun kemudian berubah, kerajaan-kerajaan yang dikenal memiliki basis komuinitas yang sangat kecil ini, sangat mnudah dipatahkan oleh Belanda, kecuali Ammatoa, dengan posisinya yang memiliki posisi tawar dan kemampuan spiritual sehingga sama sekali tidak terpengaruh oleh kehadiran belanda. Disinilah dikenal pase pembumi hangusan kerajaan-kerajaan yang ada di Bulukumba. Belanda bersama  sekutu-sekutunya membentuk pemerintahan baru, sebagai perpanjangan belanda. (Bersambung).

Asal Usul Suku Konjo


Label: 

Suku Konjo sebagian besar tinggal di Kabupaten Bulukumba, kurang lebih 209 km dari Kota Makassar, Propinsi Sulawesi Selatan. Suku Konjo mendiami 4 Kecamatan (Kecamatan Bontotiro, Kecamatan Kajang, Kecamatan Bontobahari dan Kecamatan Herlang), yang kesemuanya berada di wilayah bagian Timur Kabupaten Bulukumba.
Orang Konjo membangun kapal layar pinisi yang biasanya dikira dibuat oleh suku Bugis dan suku Makassar. Nama lain suku ini adalah Kajang - merupakan perkampungan tradisional khas suku Konjo. Di daerah ini terdapat hutan lindung yang memasuki tempat sakral ini, para pelancong atau pendatang yang akan masuk ke wilayah ini harus memakai pakaian serba hitam. Selain di Bulukumba Suku Konjo juga mendiami wilayah Kabupaten Sinjai (yang berbatasan dengan Kabupaten Bulukumba bagian Utara) dan Kabupaten Barru (beberapa Desa di Kecamatan Pujananting).

SUKU KONJO PESISIR DI SULAWESI SELATAN

Suku Konjo Pesisir (atau disebut juga Kondjo, Tiro) mendiami empat kecamatan di sebelah Tenggara dari wilayah Bulukumba-Kijang, Herkang, Bonto, Tito dan Bonto Bahari. Suku Konjo hitam, yang juga termasuk suku ini menempati daerah sebelah barat dari Kajang. Mereka memilih tetap mempertahankan cara hidup lama, seperti memakai pakaian hitam, tidak mengijinkan penggunaan peralatan, dan mempraktekkan ilmu sihir yang adalah bagian dari penyembahan animistik mereka. Orang Konjo Hitam menganggap diri mereka suku asli yang tidak mempunyai raja dan tidak mengikuti sistim pelapisan masyarakat seperti yang terdapat di
daerah Konjo lainnya, mereka menganggap daerah mereka sebagai pusat tradisional bagi semua suku Ponjo Pesisir. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Konjo Pesisir dengan beberapa dialek yaitu Tana Toa,Konjo Hitam dan Kajang.
Suku Konjo Pesisir bercocok tanam dengan sistem bagi hasil. Rumah- rumah suku Konjo terdapat di sepanjang jalan-jalan utama, dan di daerah pedesaan. Komunitas mereka terbagi sesuai dengan garis-garis politik sampai dengan tingkat RT, yang terdiri dari 10 rumah tangga. Desa biasanya mengikuti batas-batas kerajaan/keluarga lama.
Sama seperti suku Konjo Pegunungan, suku Konjo Pesisir juga memiliki ciri-ciri budaya sebagai berikut:
1. Saling membantu dalam pekerjaan dan keuangan, upacara perkawinan,
menjenguk orang sakit, melayat orang meninggal. Sekalipun di antara
anggota suku ini ada pertengkaran, mereka bersatu menghadapi
ancaman dari pihak luar.
2. Materialisme diwujudkan dengan meminta secara terus terang kepada
orang yang tidak takut bersaing mengumpulkan harta dan pemborosan
agar orang lain terkesan.
3. Kegemaran kumpul-kumpul dan mengobrol.
4. Cenderung berkelit dalam menjawab pertanyaan.
5. Mempertahankan harga diri, dengan mempertahankan status sosial.

Populasi suku Konjo 125.000 jiwa. Telah ada 5 orang yang percaya Yesus, belum ada Film Yesus dan pelayanan radio dalam bahasa Konjo. Alkitab yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa Konjo belum lengkap. Masyarakat Konjo pesisir 100% beragama Islam. Bahkan bagi orang Konjo
Hitam, Islam merupakan agama resmi mereka. Walau demikian praktek animisme masih dipertahankan. Pemimpin agama Islam hanya memiliki sedikit pengaruh. Mereka dipilih oleh rakyat untuk memimpin upacara- upacara keagamaan dan tugas-tugas di masjid. Orang Konjo Hitam memanggil dukun untuk upacara-upacara dan menolong orang sakit. Amma Toa (ayah tua) dari orang Konjo Hitam dianggap sebagai pemimpin keagamaan di daerah itu dan ditakuti karena kekuatan sihirnya.

Pokok Doa Suku Konjo

* Berdoa agar Tuhan menyatakan kemuliaanNya, dalam kehidupan orang Konjo. Berdoa agar Gereja Tuhan berkomitmen untuk mendoakan, mengutus utusan Injil dan mendanai pelayanan bagi suku Konjo.
* Lakukanlah doa peperangan rohani terhadap semua bentuk penyembahan berhala dan kuasa kegelapan yang mengikat dan membutakan mata rohani orang Konjo (1Yohanes 4:4). Berdoa agar orang Kristen Konjo berakar dalam Firman Tuhan, bertumbuh dan memberi buah yang lebat. Berdoa supaya diadakan pemuridan bagi orang Konjo Kristen.
* Berdoa agar Utusan Injil menjadi kreatif dan mudah beradaptasi, baik bahasa, budaya, dan lainnya. Berdoa untuk perlindungan dan ketajaman rohani dari orang percaya yang tinggal dan melayani suku Konjo.

(Teluk Bone)

Jumat, 03 Agustus 2012

Pusat Grosir Makassar Resmi Beroperasi 16 Juli


Tribun Timur - Kamis, 5 Juli 2012 09:10 WITA
MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Pembangunan Pusat Grosir Modern (PGM) Karebosi saat ini sudah dalam tahap proses penyelesaian akhir. Walikota Makassar, Ilham Arief Sirajuddin dijadwalkan meresmikan pusat grosir dibawah naungan PT Tosan Permai Lestari ini, Senin (16/07/2012).

Direktur Utama PT Tosan Permai Lestari, Binsar J Samosir, di Makassar, Rabu (4/7/2012), mengatakan, dengan hadirnya PGM Karebosi akan menambah pilihan tempat berbelanja bagi masyarakat, terutama pedagang ritel dari daerah-daerah di Sulsel maupun Indonesia Timur.

"Tidak perlu lagi jauh-jauh berbelanja sampai ke Jawa. Cukup di Makassar. Semuanya tersedia secara lengkap di PGM Karebosi dengan dukungan suasana berbelanja yang aman dan nyaman," katanya.

Dikatakan, PGM Karebosi dibangun dengan gaya arsitektur Timur Tengah bernuansa Islami. Lokasinya di kawasan bisnis strategis serta didukung dengan beragam fasilitas mederen.

Fasilitas moderen bangunan yang terletak di Jl HOS Cokroaminoto (tembusan Jl Nusakambangan) ini, di antaranya enam unit escalator, dua unit lift barang, satu lift penumpang, dua unit genset, full AC, system pemadam kebakaran yang serba otomatis, serta keamanan terpadu melalui pemasangan CCTV selama 24 jam.

Harga Emas Merangkak Naik Rp 544 Ribu Pergram


Tribun Timur - Jumat, 27 Juli 2012 14:00 WITA
emas-batangan-2.jpg
emas batangan
TRIBUN-TIMUR.COM, SURABAYA - Harga emas di penutupan pekan ini menguat Rp 4.000 per gram, buy back naik Rp 3.000 per gram.
Marketing Manager PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) Bambang Wijanarko mengatakan, harga logam mulia hari ini Rp 544.000 per gram.
"Posisi harga ini hampir sama dengan harga awal bulan Juli," katanya, Jumat (27/7/2012).
Harga emas posisi 2 Juli 2012 sebesar Rp 542.000 per gram dengan buy back price Rp 482.000 per gram.
Berdasarkan data indeks harga emas Hongkong Metal Exchange (HKMEx) Gold dari Bloomberg pagi ini harga emas di posisi 1.614 per troy once (51,89 dolar AS per gram) atau turun 4,5 dolar AS per troy once (14,46 sen dolar per gram).
Di bursa global, indeks harga emas Gold 100 Bloomberg pagi tadi juga turun 3,4 dolar AS per troy once menjadi 1.616,4 dolar AS per troy once (51,96 dolar AS per gram).
Harga logam mulia Antam 5 gram Rp 2.570.500, untuk ukuran 10 gram Rp 5,1 juta, ukuran 25 gram Rp 12,675 juta.
Jumat pekan lalu (20/7/2012) harga emas masih di posisi Rp 534.000 per gram dengan buy back Rp 479.000 per gram.
Berdasarkan data indeks harga emas Hongkong Metal Exchange (HKMEx) Gold dari Bloomberg harga emas Jumat pekan lalu di posisi 1.583,2 dolar AS per troy once, dengan harga Gold 100 Bloomberg 1.580,8 dolar AS per troy once.(*)

Editor : Ridwan Putra

Isu Gaji Khusus PNS Bikin Resah Legislator Hanura
Tribun Timur - Sabtu, 28 Juli 2012 19:16 WITA




TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR -  Anggota Komisi B DPRD Sulsel Mukhtar Tompo mempertanyakan gaji khusus untuk pegawai negeri sipil (PNS) di lingkup pemerintah provinsi Sulsel selama tiga bula terakhir.

Menurut temuan Muktar yang juga anggota Fraksi Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) ini, gaji khusus akan berlaku sampai pemilihan gubernur dan wakil gubernur 22 Januari 2013.

"Bahkan jika SYL kembali terpilih maka diisukan akan tetap diberlakukan gaji misterius ini. PNS di bawah tekanan, politisasi PNS sudah berlebihan," kata Muktar kepada Tribun Timur, Makassar, Sabtu (28/7/2012).

"Saya temukan ini karena sudah berkembang ceritanya antar pegawai di lingkup pemprov, pegawai rendahan saja itu dapa Rp 2 juta, bagaimanami yang tingkat atasnya," kata pria asal Jeneponto ini.

SUKU KAJANG

Suku Kajang atau yang lebih dikenal dengan Adat Ammatoa adalah sebuah suku yang terdapat pada kebudayaan sulawesi selatan Masyarakat Kajang di bisa di jumpai pada Kabupaten Bulukumba lebih tepatnya kecamatan kajang. Sebuah Suku Klasik yang masih kental akan adat istiadatnya yang sangat sakral.

Masyarakat adat Ammatoa tinggal berkelompok dalam suatu area hutan yang luasnya sekitar 50 km. Mereka menjauhkan diri dari segala sesuatu yang berhubungan dengan hal-hal moderenisasi, kegiatan ekonomi dan pemerintahan Kabupaten Bulukumba. Mungkin disebabkan oleh hubungan masyarakat adat dengan lingkungan hutannya yang selalu bersandar pada pandangan hidup adat yang mereka yakini.

Hitam merupakan sebuah warna adat yang kental akan kesakralan dan bila kita memasuki kawasan ammatoa pakaian kita harus berwarna hitam. Warna hitam mempunyai makna bagi Mayarakat Ammatoa sebagai bentuk persamaan dalam segala hal, termasuk kesamaan dalam kesederhanaan. tidak ada warna hitam yang lebih baik antara yang satu deng an yang lainnya. Semua hitam adalah sama. Warna hitam menunjukkan kekuatan, kesamaan derajat bagi setiap orang di depan sang pencipta. Kesamaan dalam bentuk wujud lahir, menyikapi keadaan lingkungan, utamanya kelestarian hutan yang harus di jaga keasliannnya sebagai sumber kehidupan.

Suku Kajang dalam lebih teguh memegang adat dan tradisi moyang mereka dibanding penduduk kajang luar yang tinggal di luar perkampungan. Rumah-rumah panggung yang semuanya menghadap ke barat tertata rapi, khususnya yang berada di Dusun Benteng tempat rumah Amma Toa berada. Tampak beberapa rumah yang berjejer dari utara ke selatan. Di depan barisan rumah terdapat pagar batu kali setinggi satu meter. Rumah Amma Toa berada beberapa rumah dari utara.

Dalam bahasa bugis Konjo yang kental merupakan bahasa suku yang selama ini sebagai media kkomunikasi antar sesama masyarakat suku kajang.

Rumah Adat Suku Kajang bila kita melihat secara fisik tidak jauh beda dengan rumah adat masayarakat bugis makassar struktur yang tinggi dan masih mempergunakan kekayaan hutan disekitar untuk membuatnya

Begitu banyak Kebudayaan yang dimiliki oleh Masyarakat Bugis Makassar sudah sepantasnya lah kita melestarikan kebudayaan tersebut. Suku Kajang salah satu dari sekian banyaknya budaya nusantara yang masih kental akan adat istiadatnya.

Bersama Kita Sukses

Ternyata Bisnis internet itu nggak sulit yah, Nih dia peluang Emass buat mendapatkan penghasilan jutaan perbulanya klik disini yah http://BersamaKitaSukses.com/?id=champueq
Anda tidak terpaku hanya promosi lewat facebook bisa juga di situs iklan baris gratis, di situs iklan seperti situs iklan jual beli, di grup facebook dll.
Dengan cara ini Anda memang cuma mendapatkan penghasilan 30% dari Harga jual Produk ini dan juga perlu di ingat Garansi Tidak Berlaku untuk programm reseller ini, tapi lumayan juga jika 1 hari ada 3 orang yang mendaftar valid maka 1 hari anda dapat 150rb jadi 1 bulan penghasilan anda diatas 3 juta. Namun jika Anda ingin mendapatkan penghasilan murni 100% dan Anda sendiri tentukan harga jualnya maka Segera Anda gunakan Produk SMS anda, maka Anda akan jadi Seperti saya yang mendapatkan Penghasilan Puluhan Juta! jika 1 hari ada 3 orang yang mendaftar maka 150rb x 3 = 450rb/ hari jadi 1 bulan Anda mendapatkan hasil diatas 10 juta, jadi silahkan Anda sendiri yang tentukan mau ikut program reseller ini atau Anda dapatkan penghasilan sendiri dengan menggunakan Produk SMS ini.

Bisnis Investasi

<a href="http://investama.biz/?id=champueq" target="_top">
<img border="0" src="http://investama.biz/images/investama3.gif" alt="investama" width="125" height="125">